Kamis, 10 Januari 2013

Geografi Tanah


PENGERTIAN TEKSTUR TANAH
Tekstur tanah menunjukkan kasar atau halusnya suatu tanah yang terjadi karena terdapatnya perbedaan komposisi kandungan fraksi pasir, debu dan liat yang terkandung pada tanah (Badan Pertanaahan Nasional). Dari ketiga jenis fraksi tersebut partikel pasir mempunyai ukuran diameter paling besar yaitu 2-0.05 mm, debu dengan ukuran 0.05-0.002 mm dan liat dengan ukuran < 0.002 mm (Penggolongan berdasarkan USDA). Keadaan tekstur tanah sangat berpengaruhterhadap keadaan sifat-sifat tanah yang lain seperti struktur tanah, permeabilitas tanah, porositas dan lain-lain

BAGIAN-BAGIAN TANAH
Tanah merupakan bagian dari kerak Bumi. Kerak Bumi terdiri atas lapisan atas, lapisan tengah, lapisan bawah, dan lapisan batuan induk. Perhatikanlah Gambar 7.2.
a. Lapisan atas, merupakan lapisan yang terbentuk dari hasil pelapukan batuan dan sisa-sisa makhluk hidup
    yang telah mati. Lapisan itu merupakan tanah yang paling subur.
b. Lapisan tengah, terbentuk dari campuran antara hasil pelapukan batuan dan air. Lapisan tersebut terbentuk
    karena sebagian bahan lapisan atas terbawa oleh air dan mengendap. Lapisan ini biasa disebut tanah liat.
c. Lapisan bawah, merupakan lapisan yang terdiri atas bongkahan-bongkahan batu. Di sela-sela bongkahan
    terdapat hasil pelapukan batuan. Jadi, masih ada batu yang belum melapuk secara sempurna.
d. Lapisan batuan induk, berupa bebatuan yang padat. Jika kamu ingin mengetahui susunan lapisan tanah dilingkungan sekitarmu, lakukanlah kegiatan berikut.

UNSUR HARA TANAH
Unsur hara mikro adalah unsur hara yang dibutuhkan tanaman dalam jumlah banyak (> 500 ppm). Kekurangan unsur hara makro dapat menimbulkan gejala defisiensi pada tanaman, tidak bisa digantikan oleh unsur hara makro lain. Unsur hara makro diperlukan tanaman > 10 mmol per berat kering tanaman, sedangkan unsur hara mikro kurang dari 10 mmol per berat kering tanaman. Macam-macam unsur hara makro diantaranya:
1. Hidrogen (H)
Unsur hara ini diserap tanaman melalui air dalam bentuk senyawa CO2yang berfungsi sebagai penyusun senyawa organik diantaranya pada protein, asam lemak ( jenuk atau tidak jenuh), DNA dan RNA. Mengel dan Kirkby (1987) menganggap bahwa air merupakan hara tanaman seperti CO2, NH4. air yang digunakan dalam proses foto sintesis sekitar 0,01% dari seluruh keperluan air yang digunakan oleh tanaman. Air selain terlibat dalam proses foto sintesis juga berefungsi sebagai pelarut senyawa organik, anorganik, gula, pengangkut hara tanaman, reaksi biokimia, dan hidrasi sel.
2. Karbon (C)
Karbon juga berfungsi dalam penyusunan senyawa organik, diserap tanaman melaui daun dalam bentuk ion H+ dan H2O. Tanaman mengmabil hara karbon dari udara bebas. Kegiatan ini dilakukan oleh tanaman yang punya klorofil, klorofil mampu menyerap cahaya menjadi energi kimia yangkemudia diubah menjadi CO2 dan karbohirat.
3. Oksigen (O)
Sebagai penyusun senyawa organik diserap tanaman dalam bentuk ion O2 melalui daun tanaman
4. Nitrogen (N)
Merupakan penyusun asam amino, protein , enzim, klorofil, auxsin, fitohormon dan alkoloid yang terdapat pada DNA, RNA dan asam nukleat. Diserap tanaman dalam bentuk ion NH4+ dan NO3- . nitrogen merupakan hara penting untuk pertumbuhan tanaman. Kadar rata-rata dalam tanaman 2-4% berat kering tanaman. Dalam tanah akandungan nitrogen sangat berfariasi tergantung pada pengelolaan dan penggunaan tanah tersebut. Tanah lahan kering umumnya menyerap ion nitrat nitrogen lebih besar dibanding dengan ion NH4-. Sedangkan pada pH netral relatif sama. Pemupukan nirogen akan meningkatkan produksi tanaman, kadar protein, selulosa, tetapi menurunkan kadar sukrosa dan pati. Penggunaan pupuk yang mengandung nitrogen berlebihan akan memanjangkan fase vegetatif tanaman, tetapi hal ini dapat dikurangi dengan Cholo Choline Chloride (CCC = cycocel). Menurut Yoshida (1969). Pemupukan nitrogen dibawah optimal menyebabkan naiknya asinilasi amonia dan kadar protein dalam daun, namun dapat menghambat pertumbuhan akar. Dan tanamn mudah rebah karena luas permukaan akar menjadi lebih sempit. Menurut Hekl, et al (1972). Pemupukan nitrogen terlalu tinggi menyebabkan penurunan kualitas tanaman karena menurunkan kadar karbohidrat tanaman tersebut. Pupuk nitrogen juga berpengaruh pada kandungan kimia tanaman, kenaikan kadarnitrogen akan menurunkan karbohidrat tanaman. Untuk menetahui status hara tanaman dapat dilakukan analisa tanaman berupa jaringan daun dan tangkai.
5. Kalium (K)
Perannya dalam tanaman untuk mengatur keluar masuknya zat, mengatur enzim respirasi, foto sintesis protein dan pati, glikolisis dan osmose sel tanaman. Diserap tanaman dalam bentuk ion K+. Kalium termasuk unsur yang mobil dalam sel atau jaringan tanaman, xylem dan phloem. Kalium banyak terdapat pada sitoplasma, kloroplasm. Umumnya kalupenyerapan kalium terlalu tinggi maka penyerapan Ca, Na, Mg turun. Bila tanaman kekurangan kalium maka akan terjadi akumulasi karbohidrat, menurunkan kadar pai, dan akumulasi senyawa nitrogen dalam tanaman.
Fungsi kalium adalah
a.Pengembangan sel dan pengatur tekanan osmose sel
b.Membentuk dan mengangkut karbohidat
c.Sebagai katalisator alam pembentukan protein
d.Menetralkan reaksi dalam sel
e.Mengatur pergerakan stomata
f.Biji tanaman menjadi lebih berisi dan padat
g.Meningkatkan kualitas buah karena bentuk, kadar gula, dan warna lebih menarik
h.Lebih tahan terhadap hama penyait
i.Perkembangan akar tanaman
6. Kalsium (Ca)
Diserap tanaman dalam bentuk ino Ca2+, perannya adalah penyusun lamela tangah, penghubung antar sel, aktifator enzim pada selaput sel. Kalsium paling banyak terdapat pada dinding sel,, lamela tangah. Pada tanaman dikotil yang mempunyai KTK tinggi dan terutama pada kadar Ca2+ rendah. Pada saat pertumbuhan daun mengkonsumsi kalsium dalam kadar tinggi atau saat intensitas cahaya matahari tinggi dan umumnya menjadi kalsium pekat. Kalsium berpengaruh pada kualitas buah, kekurangan kasium pada buah akan terjadi nekrotik bila berkembang lanjut akan terjadi alur kecil (bitter pit). Pada buah tomat khusunya akan terjadi benjolan tidak rata, untuk menghilangkan gejala tersebut maka pada saat berbunga kebutuhan kalsium supaya terpenuhi.
7. Magnesium (Mg)
Diserap tanaman dalam bentuk ino Mg2+. Berfungsi sebgai penyusun klorofil, aktifator enzim pada ribosom,kloroplas dan foto sintesa. Magnesium termasuk unsur mobil. Kadar magnesium dalam tanaman sekitar 0,5%, relatif rendah jika dibandingkan dengan kadar kalium dan kalsium. Makin tinggi penyerapan kalium, maka penyerapan magnesium makin rendah. Pada tanaman peranan magnesium sangat vital diantaranya mengaktifkan enzim yang berkaitan dengan metabolisme karbohidrat, enzim pernafasan, dan sebagai katalisator, kofaktor dan menyusun protein. Tanaman yang kekurangan magnesium akan terhenti penyusunan RNA, terhambatnya penyusunan protein dan molekul klorofil. Gejala defisiensi pada tanaman menunjukkan klorosis diantara tulang daun tua, jika berjalan terus maka tanaman akan kering dan mati.
8. Phorporus
Diserap tanamn dalam bentuk ino H2PO4- dan HPO42-. Perananya sebagai penyusun ATP, ADP, NADP, asam nukleat, pospolipid pada membran sel membentuk gula pospat. Pospor dalam tanah dibedakan menjadi pospor organik dan anorganik. Pospor organik berasal dari bahan organik yang mengalami dekomposisidan melepaskan pospor kedalam larutan tanah. Sedangkan yang anorganik terdapat dengan beberapa ikatan seperti Al, Fe, Ca, dan Mn. Peranan unsur pospor dapat mempercepat masaknya buah, mendorong pertumbuhan akar. Kekurangan unsur pospor dapat menyebabkan volume jaringan tanaman kecil dan warna lebih gelap.
9. sulfur
Diserap tanaman dalam bentuk ino SO42+. Perannya pada tanamn adalah penyusun asam amino (sistin dan sistein), protein, penyususjn vitamin (tiamin dan biotin), penyusun koenzim. Mineral sulfur dalam tanah misalnya; NaSO4, MgSO4, FeS, ZnS dan H2S. Pemupukan sulfur terus-menerus menyebabkan reaksi dalam tanah menjadi lebih asam (pH rendah), sehingga menyebabkan Mn dan Al meningkat. Sulfur berperan dalam penyusunan CoA, vitamin, biotin, dan tiamin. Kekurangan sulfur pada tanaman menyebabkan tertimbunya asam amino pada jaringan tanaman, daun mengalami klorosis, pada tanaman legum kekurangan sulfur menyebabkan bintil akar berkurang, menghambat penyusunan protein, kadar asam amino berkurang, ujung tanaman menebal (crimping).
Fungsi hara tanaman tidak dapat digantikan oleh hara yang lain dan apabila tidak terdapat suatu hara tanaman, maka kegiatan metabolisme akan trganggu atau terhenti sama sekali. Tanaman yang kekurangan unsur hara akan menampakkan gejala kekahatan. Gejala ini akan hilang kalau hara tanaman di tambahkan kedalam tanah atau lewat daun. Untuk mengetahui hara tanaman didalam tanah perlu dilakukan analisa tanah dan tanaman.
Unsur hara mikro yang dibutuhkan tanaman dalam jumlah kecil antara lain Besi(Fe), Mangaan(Mn), Seng (Zn), Tembaga (Cu), Molibden (Mo), Boron (B), Klor(Cl). Berikut tuilsan dari Setio Budi Wiharto (09417/PN) dari UGM Jogjakarta.
a.Besi (Fe)
Besi (Fe) merupakan unsure mikro yang diserap dalam bentuk ion feri (Fe3+) ataupun fero (Fe2+). Fe dapat diserap dalam bentuk khelat (ikatan logam dengan bahan organik). Mineral Fe antara lain olivin (Mg, Fe)2SiO, pirit, siderit (FeCO3), gutit (FeOOH), magnetit (Fe3O4), hematit (Fe2O3) dan ilmenit (FeTiO3) Besi dapat juga diserap dalam bentuk khelat, sehingga pupuk Fe dibuat dalam bentuk khelat. Khelat Fe yang biasa digunakan adalah Fe-EDTA, Fe-DTPA dan khelat yang lain. Fe dalam tanaman sekitar 80% yang terdapat dalam kloroplas atau sitoplasma. Penyerapan Fe lewat daundianggap lebih cepat dibandingkan dengan penyerapan lewat akar, terutama pada tanaman yang mengalami defisiensi Fe. Dengan demikian pemupukan lewat daun sering diduga lebih ekonomis dan efisien. Fungsi Fe antara lain sebagai penyusun klorofil, protein, enzim, dan berperanan dalam perkembangan kloroplas. Sitokrom merupakan enzim yang mengandung Fe porfirin. Kerja katalase dan peroksidase digambarkan secara ringkas sebagai berikut:
a. Catalase : H2O + H2O  O2 + 2H2O
b. Peroksidase : AH2 + H2O  A + H2O
Fungsi lain Fe ialah sebagai pelaksana pemindahan electron dalam proses metabolisme. Proses tersebut misalnya reduksi N2, reduktase solfat, reduktase nitrat. Kekurangan Fe  menyebabakan terhambatnya pembentukan klorofil dan akhirnya juga penyusunan protein menjadi tidak sempurna Defisiensi Fe menyebabkan kenaikan kaadar asam amino pada daun dan penurunan jumlah ribosom secara drastic. Penurunan kadar pigmen dan protein dapat disebabkan oleh kekurangan Fe. Juga akan mengakibatkan pengurangan aktivitas semua enzim.

B. Mangaan (Mn)
Mangaan diserap dalam bentuk ion Mn++. Seperti hara mikro lainnya, Mn dianggap dapat diserap dalam bentuk kompleks khelat dan pemupukan Mn sering disemprotkan lewat daun. Mn dalam tanaman tidak dapat bergerak atau beralih tempat dari logam yang satu ke organ lain yang membutuhkan. Mangaan terdapat dalam tanah berbentuk senyawa oksida, karbonat dan silikat dengan nama pyrolusit (MnO2), manganit (MnO(OH)), rhodochrosit (MnCO3) dan rhodoinit (MnSiO3). Mn umumnya terdapat dalam batuan primer, terutama dalam bahan ferro magnesium. Mn dilepaskan dari batuan karena proses pelapukan batuan. Hasil pelapukan batuan adalah mineral sekunder terutama pyrolusit (MnO2) dan manganit (MnO(OH)). Kadar Mn dalam tanah berkisar antara 300 smpai 2000 ppm. Bentuk Mn dapat berupa kation Mn++ atau mangan oksida, baik bervalensi dua maupun valensi empat. Penggenangan dan pengeringan yang berarti reduksi dan oksidasi pada tanah berpengaruh terhadap valensi Mn.
Mn merupakan penyusun ribosom dan juga mengaktifkan polimerase, sintesis protein, karbohidrat. Berperan sebagai activator bagi sejumlah enzim utama dalam siklus krebs, dibutuhkan untuk fungsi fotosintetik yang normal dalam kloroplas,ada indikasi  dibutuhkan dalam sintesis klorofil. Defisiensi unsure Mn antara lain : pada tanaman
berdaun lebar, interveinal chlorosis pada daun muda mirip kekahatan Fe tapi lebih banyak menyebar sampai ke daun yang lebih tua, pada serealia bercak-bercak warna keabu-abuan sampai kecoklatan dan garis-garis pada bagian tengah dan pangkal daun muda, split seed pada tanaman lupin.

C. Seng (Zn)
Zn diserap oleh tanaman dalam bentuk ion Zn++ dan dalam tanah alkalis mungkin diserap dalam bentuk monovalen Zn(OH)+. Di samping itu, Zn diserap dalm bentuk kompleks khelat, misalnya Zn-EDTA. Seperti unsure mikro lain, Zn dapat diserap lewat daun. Kadr Zn dalam tanah berkisar antara 16-300 ppm, sedangkan kadar Zn dalam tanaman berkisar antara 20-70 ppm. Mineral Zn yang ada dalam tanah antara lain sulfida (ZnS), spalerit [(ZnFe)S], smithzonte (ZnCO3), zinkit (ZnO), wellemit (ZnSiO3 dan ZnSiO4). Fungsi Zn antara lain : pengaktif enim anolase, aldolase, asam oksalat dekarboksilase, lesitimase,sistein desulfihidrase, histidin deaminase, super okside demutase (SOD), dehidrogenase, karbon anhidrase, proteinase dan peptidase. Juga berperan dalam biosintesis auxin, pemanjangan sel dan ruas batang.
Ketersediaan Zn menurun dengan naiknya pH, pengapuran yang berlebihan sering menyebabkan ketersediaaan Zn menurun. Tanah yang mempunyai pH tinggi sering menunjukkan adanya gejala defisiensi Zn, terytama pada tanah berkapur.
Adapun gejala defisiensi Zn antara lain : tanaman kerdil, ruas-ruas batang memendek, daun mengecil dan mengumpul (resetting) dan klorosis pada daun-daun muda dan intermedier serta adanya nekrosis.

D. Tembaga (Cu)
Tembaga (Cu) diserap dalam bentuk ion Cu++ dan mungkin dapat diserap dalam bentuk senyaewa kompleks organik, misalnya Cu-EDTA (Cu-ethilen diamine tetra acetate acid) dan Cu-DTPA (Cu diethilen triamine penta acetate acid). Dalam getah tanaman bik dalam xylem maupun floem hampir semua Cu membentuk kompleks senyawa dengan asam amino. Cu dalam akar tanaman dan dalam xylem > 99% dalam bentuk kompleks.
Dalam tanah, Cu berbentuk senyawa dengan S, O, CO3 dan SiO4 misalnya kalkosit (Cu2S), kovelit (CuS), kalkopirit (CuFeS2), borinit (Cu5FeS4), luvigit (Cu3AsS4), tetrahidrit [(Cu,Fe)12SO4S3)], kufirit (Cu2O), sinorit (CuO), malasit [Cu2(OH)2CO3], adirit [(Cu3(OH)2(CO3)], brosanit [Cu4(OH)6SO4].
Kebanyakan Cu terdapat dalam kloroplas (>50%) dan diikat oleh plastosianin. Senyawa ini mempunyai berat molekul sekitar 10.000 dan masing-masing molekul mengandung satu atom Cu. Hara mikro Cu berpengaruh pafda klorofil, karotenoid, plastokuinon dan plastosianin.
Fungsi dan peranan Cu antara lain : mengaktifkan enzim sitokrom-oksidase, askorbit-oksidase, asam butirat-fenolase dan laktase. Berperan dalam metabolisme protein dan karbohidrat, berperan terhadap perkembangan tanaman generatif, berperan terhadap fiksasi N secara simbiotis dan penyusunan lignin.Adapun gejala defisiensi / kekurangan Cu antara lain : pembungaan dan pembuahan terganggu, warna daun muda kuning dan kerdil, daun-daun lemah, layu dan pucuk mongering serta batang dan tangkai daun lemah.

E. Molibden (Mo)
Molibden diserap dalam bentuk ion MoO4-. Variasi antara titik kritik dengan toksis relatif besar. Bila tanaman terlalu tinggi, selain toksis bagi tanaman juga berbahaya bagi hewan yang memakannya. Hal ini agak berbeda dengan sifat hara mikro yang lain. Pada daun kapas, kadar Mo sering sekitar 1500 ppm. Umumnya tanah mineral cukup mengandung  Mo. Mineral lempung yang terdapat di dalam tanah antara lain molibderit (MoS), powellit (CaMo)3.8H2O. Molibdenum (Mo) dalam larutan sebagai kation ataupun anion. Pada tanah gambut atau tanah organik sering terlihat adanya gejala defisiensi Mo. Walaupun demikian dengan senyawa organik Mo membentuk senyawa khelat yang melindungi Mo dari pencucian air. Tanah yang disawahkan menyebabkan kenaikan ketersediaan Mo dalam tanah. Hal ini disebabkan karena dilepaskannya Mo dari ikatan Fe (III) oksida menjadi Fe (II) oksida hidrat.
Fungsi Mo dalam tanaman adalah mengaktifkan enzim nitrogenase, nitrat reduktase dan xantine oksidase. Gejala yang timbul karena kekurangan Mo hampir menyerupai kekurangan N. Kekurangan Mo dapat menghambat pertumbuhan tanaman, daun menjadi pucat dan mati dan pembentukan bunga terlambat. Gejala defisiensi Mo dimulai dari daun tengah dan daun bawah. Daun menjadi kering kelayuan, tepi daun  menggulung dan daun umumnya sempit. Bila defisiensi berat, maka lamina hanya terbentuk sedikit sehingga kelihatan tulang-tulang daun lebih dominan.

F. Boron (B)
Boron dalam tanah terutama sebagai asam borat (H2BO3) dan kadarnya berkisar antara 7-80 ppm. Boron dalam tanah umumnya berupa ion borat hidrat B(OH)4-. Boron yang tersedia untuk tanaman hanya sekitar 5%dari kadar total boron dalam tanah. Boron ditransportasikan dari larutan tanah ke akar tanaman melalui proses aliran masa dan difusi. Selain itu, boron sering terdapat dalam bentuk senyawa organik. Boron juga banyak terjerap dalam kisi mineral lempung melalui proses substitusi isomorfik dengan Al3+ dan atau Si4+. Mineral dalam tanah yang mengandung boron antara lain turmalin (H2MgNaAl3(BO)2Si4O2)O20 yang mengandung 3%-4% boron. Mineral tersebut terbentuk dari batuan asam dan sedimen yang telah mengalami metomorfosis.
Mineral lain yang mengandung boron adalah kernit (Na2B4O7.4H2O), kolamit (Ca2B6O11.5H2O), uleksit (NaCaB5O9.8H2O) dan aksinat. Boron diikat kuat oleh mineral tanah, terutama seskuioksida (Al2O3 + Fe2O3).
Fungsi boron dalam tanaman antara lain berperanan dalam metabolisme asam nukleat, karbohidrat, protein, fenol dan auksin. Di samping itu boron juga berperan dalam pembelahan, pemanjangan dan diferensiasi sel, permeabilitas membran, dan perkecambahan serbuk sari. Gejal defisiensi hara mikro ini antara lain : pertumbuhan terhambat pada jaringan meristematik (pucuk akar), mati pucuk (die back), mobilitas rendah, buah yang sedang berkembang sngat rentan, mudah terserang penyakit.

G.Klor(Cl)
Klor merupakan unsure yang diserap dalam bentuk ion Cl- oleh akar tanaman dan dapat diserap pula berupa gas atau larutan oleh bagian atas tanaman, misalnya daun. Kadar Cl dalam tanaman sekitar 2000-20.000 ppm berat tanaman kering. Kadar Cl yang terbaik pada tanaman adalah antara 340-1200 ppm dan dianggap masih dalam kisaran hara mikro. Klor dalam tanah tidak diikat oleh mineral, sehingga sangat mobil dan mudah tercuci oleh air draiinase. Sumber Cl sering berasal dari air hujan, oleh karena itu, hara Cl kebanyakan bukan menimbulkan defisiensi, tetapi justru menimbulkan masalah keracunan tanaman. Klor berfungsi sebagai pemindah hara tanaman, meningkatkan osmose sel, mencegah kehilangan air yang tidak seimbang, memperbaiki penyerapan ion lain,untuk tanaman kelapa dan kelapa sawit dianggap hara makro yang penting. Juga berperan dalam fotosistem II dari proses fotosintesis, khususnya dalam evolusi oksigen.
Adapun defisiensi klor adalh antara lain : pola percabangan akar abnormal, gejala wilting (daun lemah dan layu), warna keemasan (bronzing) pada daun, pada tanaman kol daun berbentuk mangkuk.

PROSES TERBENTUKNYA TANAH
Proses Pembentukan Tanah : Tanah berasal dari pelapukan batuandengan bantuan organisme, membentuktubuh unik yang menutupi batuan. Proses pembentukan tanah dikenal sebagai pedogenesis. Proses yang unik ini membentuk tanah sebagai tubuh alam yang terdiri atas lapisan-lapisan atau disebut sebagaihorizon tanah. Setiap horizonmenceritakan mengenai asal dan proses-prosesfisika,kimia, dan biologi yangtelah dilalui tubuh tanah tersebut.Hans Jenny(1899-1992), seorang pakar tanah asalSwisyang bekerja diAmerikaSerikat, menyebutkan bahwa tanah terbentuk dari bahan induk yang telahmengalami modifikasi/pelapukan akibat dinamika faktoriklim,organisme (termasuk manusia), dan relief permukaan bumi (topografi) seiring denganberjalannyawaktu. Berdasarkan dinamika kelima faktor tersebut terbentuklahberbagai jenis tanah dan dapat dilakukan klasifikasi tanah.
Tahap I
Pada tahap ini permukaan batuan yang tersingkap di permukaan akanber interaksi secara langsung dengan atmosfer dan hidrosfer. Keadaan ini akanmenyebabkan permukan batuan ada pada kondisi yang tidak stabil. Pada keadaanini lingkungan memberikan pengaruh berupa perubahan-perubahan kodisi fisikseperti pendinginan, pelepasan tekanan, pengembangan akibat panas (pemuaian),kontraksi (biasanmya akibat pembekuan air pada pori-pori batuan membentukes), dan lain sebagainya, menyebabkan terjadinya pelapukan secara fisik(disintegrasi). Pelapukan fisik ini membentuk rekahan-rekahan pada permukaanbatuan (Cracking) yang lama kelamaan menyebabkan permukaan batuanterpecah-pecah membentuk material lepas yang lebih kecil dan lebih halus.Kamudian selain itu, akibat berinteraksinya permukan batuan dengan lapisanatmosfer dan hidrosfer juga akan memicu terjadinya pelapukan kimiawi(Dekomposisi) diantaranya proses oksidasi, hidrasi, hidrolisis, pelarutan dan lainsebagainya. Menjadikan permukaan batuan lapuk, dengan merubah struktur dankomposisi kimiawi material batuannya. Membentuk material yang lebih lunak danlebih kecil (terurai) dibanding keadaan sebelumnya, seperti mineral-minerallempung.

Tahap II
Pada tahapan ini, setelah mengalami pelapukan bagian permukaanbatuan yang lapuk akan menjadi lebih lunak. Kemudian rekahan-rekahan yangterbentuk pada batuan akan menjadi jalur masuknya air dan sirkulasi udara.Sehingga, dengan proses-proses yang sama, terjadilah pelapukan pada lapisanbatuan yang lebih dalam. Selain itu, pada tahap ini di lapisan permukaan mulaiterdapat (Organic Matter) calon makhluk hidup.

Tahapan III
Pada tahap ini, di lapisan tanah bagian atas mulai muncul tumbuh-tumbuhan perintis. Akar tumbuhan ini membentuk rekahan pada lapisan-lapisanbatuan yang ditumbuhinya (mulai terjadi pelapukan Biologis). Sehingga rekahanini menjadi celah/ jalan untuk masuknya air dan sirkulasi udara.Selain itu, dengan kehadiran tumbuhan, material sisa tumbuhan yang mati akanmembusuk membentuk humus (akumulasi asam organik). Pada dasarnya humusmemiliki sifat keasaman. Proses pelapukan akan dipicu salah satunya oleh adanyafaktor kesaman. Sehingga dengan hadirnya humus akan mempercepat terjadinyaproses pelapukan. Pembentukan larutan asam pun terjadi pada akar-akartanaman. Akar tanaman menjadi tempat respirasi (pertukaran antara O2 danCO2) serta traspirasi (sirkulasi air).Air yang terinfiltrasi ke dalam lapisan tanah akan membawa asam humus yang adadi lapisan atas melalui rekahan-rekahan yang ada. Menjangkau lapisan batuan yang lebih dalam. Ini semua akan menyebabkan meningkatnya keasaman padatanah yang kemudian akan memicu terjadinya pelapukan pada bagian-bagian tanahserta batuan yang lebih dalam. Membentuk lapisan-lapisan tanah yang lebih tebal. Dengan semakin tebalnya lapisan-lapisan tanah, air yang tefiltrasi ke dalamlapisan tanah dapat melakukan proses pencucian (leaching) terdadap lapisan-lapisan yang dilaluinya. Ssehingga tahapan ini merupakan awal terbetuknyahorison-horoison tanah.
Tahap IV
Pada tahapan ini, tanah telah menjadi lebih subur. Sehinggatumbuhlah tumbuhan-tumbuhan yang lebih besar. Dengan hadirnya tumbuhan yang lebih besar, menyebabkan akar-akar tanaman menjangkau lapisan batuan yang lebih dalam. Sehingga terbentuk rekahan pada lapisan batuan yang lebihdalam. Pada tahapan ini lapisan humus dan akumulasi asam organik lainnya semakinmeningkat. Seperti proses yang dijelaskan pada tahap-tahap sebelumnya,keadaan ini mempercepat terjadinya peroses pelapukan yang terjadi pada lapisanbatuan yang lebih dalam lagi.Kemudian pada tahapan ini juga terjadi proses pencucian yang intensif. Air yangter-infiltrasi (meresap) ke dalam lapisan-lapisan tanah membawa mineral-mineral yang ada di lapisan atas dan mengendapkannya pada lapisan-lapisan dibawahnya.Sehingga terbentuklah akumulasi mineral-mineral tertentu pada lapisan-lapisantanah tertentu membentuk horison tanah. Horizon-horizon tanah ini mengandungkomposisi unsur serta karakteristik yang berbeda antara satu dengan yanglainnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar